Sabtu, 24 Oktober 2020

Gaya Kepemimpinan Kang Yoto

 


Dr. sutoyo M.Si atau yang akrab dipanggil Kang Yoto merupakan eks bupati Bojonegoro dua periode yang menjabat pada tahun 2008-2013 dan 2013-2018. Beliau lahir pada 17 februari 1965 di Bojonegoro, Jawa Timur. Pertama kali mengawali pendidikan disekolah dasar pada tahun 1977, lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah At-Tanwir Talun, Bojonegoro tahun 1981, Madrasah Aliyah At-Tanwir Talun, Bojonegoro tahun 1985, kemudian melanjutkan pendidikan S1 di perguruan tinggi IAIN Malang jurusan Pendidikan Bahasa Arab, lalu S2 di UMM dengan jurusan Sosiologi.

Waktu menjabat sebagai bupati Bojonegoro dulu, kang Yoto dikenal sarat dengan prestasinya dalam memimpin kabupaten Bojonegoro. Selama hampir sepuluh tahun menjabat, berbagai trobosan ia lakukan dalam membangun dan mengelola kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro yang awalnya dikenal sebagai daerah miskin, berkalang hutang, intoleran, dan langganan banjir. Namun kini pertumbuhan ekonominya sudah melebihi 10 persen. Dari segi reformasi birokrasi Bojonegoro juga jadi percontohan nasional, dari segi transparansi dan inovasi bahkan sejajar dengan kota-kota besar di eropa. Dengan semua keberhasilan Kang Yoto dalam mengentaskan kemiskinan endemic serta semua temuannya tentang dialog generative dalam kajian disertasinya membuat dirinya diakui sebagai satu-satunya ahli pembangunan desa di Indonesia.

Langkah pertama yang dilakukan Kang Yoto yaitu mulai mengatasi infrastruktur khususnya jalan. Karena saat itu Bojonegoro merupakan daerah yang sering dilanda banjir sehingga tanah gerak dan membuat jalan rusak. Mulai dari memperbaiki jalan desa dengan cara dipaving bukan diaspal, cara ini dilakukan karena aspal tidak dapat menyerap air dan menggunakan paving dapat meminimalisasi biaya agar lebih terjangkau.

Selain memperbaiki infrastruktur jalan, masalah selanjutnya yang diatasi adalah kekeringan dan kebanjiran. Kedua hal tersebut sering melanda Bojonegoro. Untuk mengatasi kekeringan, mulai dibuat saluran irigasi secara merata agar petani dapat mengairi lahannya. Hasilnya pun mempengaruhi perekonomian di Bojonegoro, karena sebelumnya petani sering mengalami kerugian akibat banjir. Namun sekarang hasil pertanian justru menjadi meningkat karena saluran irigasi diperbaiki.

Kemudian untuk mengatasi kebanjiran, mulai dibuat tanggul untuk menahan air dan karena sungai Bengawan Solo ketika hujan air sering naik. Awal dibuatnya tanggul, dana Pemerintah Kabupaten sangat terbatas. Akhirnya beliau mengadakan musyawarah bersama Kepala Desa dan TNI untuk membicarakan serta mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan tanggul. Dengan adanya partisipasi masyarakat, proses pembangunan tanggul menjadi sukses karena dengan adanya bantuan masyarakat dan saling berkoordinasi dengan Pemkab membuahkan hasil.

Pemerintahan yang dipimpin Kang Yoto tentu membuahkan hasil yang luar biasa karena gaya kepemimpinannya yang Supportive dan beliau juga memiliki konsep yang unik yakni Politik Happy yang menurut beliau fungsi melayani dan mendengarkan apa yang disampaikan rakyat sama halnya ketika legislative tak mendukung sebuah kebijakan karena belum nyambung hati antara pemerintah dan legislative. Untuk menyambungkan itu memerlukan media yakni media saling memahami dan menerima dengan bahagia. Dengan gaya kepemimpinan seperti inilah beliau mendapatkan simpati dan kepercayaan dari masyarakat bojonegoro.

Kepemimpinan dari Kang Yoto ini patut dicontoh oleh pemimpin didaerah lain karena menjadi pemimpin bukan hanya perihal janji yang diberikan kepada rakyat, tetapi menjadi pemimpin untuk mewujudkan mimpi menjadi visi, mengubah kepahitan masa lalu menjadi kearifan dan energy hidup, lalu memastiakan hari ini kita mampu saling melengkapi karya untuk keberlanjutan kesejahteraan dan kebahagiaan sesama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar